-->

HADIST SHAHIH TENTANG KONDISI DI ZAMAN MODERN

( HADIST ) BEBERAPA HADIST SHAHIH TENTANG KONDISI DI ZAMAN MODERN - Bila hadsit shahih satu cukup jadi hujjah atau dalil, sedangkan hadist shahih yang berjumlah banyak, dan memiliki kesamaan tema, ia adalah mutawattir sangat kuat menjadi hujjah / dalil, permasalahan disini adalah mengenai peringatan Rasulullah SAW Kedepan, kemungkinan besar adalah dimasa ini, dan beberapa ulama membenarkan. Ia adalah suatu mukjizat untuk umat Islam dimasa depan saat Rosulullah SAW sudah meninggal. Relevansinya kesamaan bahwa umat dimasa Nabi hidup, dan setelah dimana Nabi sudah wafat, tetap berlaku mukjizat. Sarana ini buat keimanan kita agar sungguh-sungguh, menguatkan iman, meningkatkan amal dan berdakwah semampunya.

Bab ini soalan ilmu, ilmu agama yang dimaksud. Ia adalah ilmu tentang petunjuk, yang membawa kebaikan dan penyembahan kepada Allah SWT dengan mengutamakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya yang meliputi semua bidang kehidupan.
Adapun hadistnya sbb :

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Di antara tanda-tanda hari kiamat ialah diangkatnya ilmu Agama, munculnya kebodohan, banyak yang meminum arak, dan timbulnya perzinaan yang dilakukan secara terang-terangan. (Shahih Muslim No.4824)

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya menjelang terjadinya hari kiamat terdapat beberapa hari di mana pada hari-hari itu ilmu akan diangkat, diturunkan kebodohan dan banyak terjadi peristiwa pembunuhan. (Shahih Muslim No.4826)




Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat semakin mendekat, ilmu akan dicabut, fitnah akan banyak muncul, sifat kikir akan merajalela dan banyak terjadi haraj. Para sahabat bertanya: Apakah haraj itu? Rasulullah saw. menjawab: Yaitu pembunuhan. (Shahih Muslim No.4827)

Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. (Shahih Muslim No.4828)

Marilah direnungkan semoga menjadi bahan perbaikan kita, dikala ilmu petunjuk dari Allah dan Rosul-Nya diangkat, kita saat ini menjumpai banyak pengajian dan majelis, namun kenapa tingkat kejahatan, amoral, kemaksiatan juga malah marak dan meningkat. Simak saja acara buser dan sejenisnya. Ilmu Petunjuk Allah, akan bermanfaat dengan diikuti kaum yang shaleh, menjauhi maksiat, dan menyerukan risalah itulah yang terjadi sepanjang zaman kenabian, mengapa kemaksiatan hari ini mirip dengan masa jahiliyah dulu ? dari segi jumlah dan kualitas mungkin lebih banyak sekarang. Kalo dulu anak dikubur hidup-hidup, sekarang diaborsi, dibuang ditempat sampah bahkan dimutilasi alias dipotong-potong. Ada apakah ini, ya mungkin belum merata mengaplikasikan Islam diseluruh ajarannya, dan juga kurangnya penyampaian mengenai Islam secara keseluruhan.

Padahal dakwah kenabian merata, di lapisan semua umat, tidak hanya yang muslim saja. Semua batasan adalah hasil opini, bukan memaksakan tetapi menyampaikan, masalah tudingan dan fitnah itu dialami semua Nabi dan pengikutnya, jadi seringkali batasan-batasan adalah opini yang dibuat untuk memadamkan cahaya Allah.

Masalah kekikiran ? begitu marak-kah seperti yang disebutkan dalam hadist ?, apakah ada standarisasinya itu butuh ilmu tersendiri, atau mungkin kebanyakan lebih sering menahan dibanding yang mau berkorban, dalam artian bukan hanya harta, tetapi waktu dan tenaga untuk kemaslahatan umat secara umum agar bersama dijalan Allah SWT.

Perbaikan bisa dari keluarga, lingkungan, dan perkumpulan, kalo dasarnya memang mencintai Islam, Allah dan Rosul-Nya itu yang menjadi indah. Keindahan yang besar, semegah kekuasan-Nya yang tak terhingga diakhirat kelak, keindahan yang tidak bisa dibandingkan sama dunia walau dengan secuil, Rumah disana syurga, mungkin bagai istana raksasa satu benua, mungkin bisa terapung melihat pemandangan terbaik, tanpa pengawal, polusi, bencana alam, kebakaran, dan pajak dll. Disana kebahagiaan final, syurga keindahannya jauh dari apa yang difikirkan lintasan hati dan benak. Syurga abadi, didunia efektif membekali diri kita antara baligh sampai umuran 60-70 tahun secara umum, marilah bermuhasabah terus, saling menguatkan agar kita bisa bersama berjalan diatas jalan agama-Nya, dan hanya karena itulah kehidupan ini diamanahkan untuk kita.

Allah SWT Berfirman : Tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku ( QS Adz Dzariat : 56 )




PENGADUAN RASULULLAH SAW KEPADA ALLAH SWT

                  Dengarkan sabda Rasulullah, “Sesungguhnya Allah memuliakan derajat suatu kaum, karena kaum itu memuliakan Al-qur'an dan Allah merendahkan suatu kaum, karena mereka tidak memperdulikan Al-Qur’an.” (Riwayat Muslim). Begitu lama kita nongkrong didepan televisi, lalu apakah selama itu kita mau duduk di majlis Al-qur'an? Mengapa selain Al-qur'an lebih senang, semangat, dan kuat berlama-lama?... Inilah yang membuat Rasulullah sedih mengadu kpd Allah, "Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan", (QS. 25:30)

‎KUNCI KEKAYAAN HIDUP

                  Banyak orang kaya yang merasa seolah-olah menguasai harta, padahal dialah yang dikuasai harta. Orang yang menjadikan harta sebagai tujuan dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya adalah orang yang telah diperbudak oleh harta dan kesenangan dunia. Rasa berkecukupanlah yang membuat orang bisa berdaya memberi dan berbagi. Sebaliknya, seseorang yang secara materi kaya, tet
api mentalnya masih berkekurangan dan tamak, tak akan mampu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Ta’ala. Ia malah ingin menyimpan sebanyak-banyaknya lagi. Mengambil dan mengambil. Orang demikian telah diperalat oleh hartanya. Seorang yang bertauhid, hanya menjadi hamba Allah Ta’ala, bukan hamba selain-Nya. Ia hanya rela dikuasai oleh Allah Ta’ala, bukan selain-Nya.

Orang seperti Abdurrahman bin Auf mampu memberikan hartanya sampai sekian banyak bukan karena ia kaya raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya Dia pernah menyedekahkan 700
 ekor unta beserta muatannya berupa kebutuhan pokok dan barang perniagaan kepada kaum Muslim. Ia juga pernah membeli tanah senilai 40 ribu dinar atau setara Rp 55 miliar untuk dibagi-bagikan kepada para istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan fakir miskin. Ia juga pernah menginvestasikan tak kurang 500 ekor kuda perang dan 1.500 ekor unta untuk jihad fi sabilillah.

Ketika wafat ia pun masih sempat mewasiatkan 50 ribu dinar untuk diberikan kepada veteran perang Badar. Masing-masing pahlawan mendapat jatah 400 dinar atau setara Rp 560 juta.

Tidak semestinya kelebihan harta menghalangi kita untuk meraih ridha Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan tidak halal jelas hanya akan mempersulit perjalanan menuju Allah Ta’ala. Harta yang dicari dengan jalan halal tetapi belum digunakan di jalan Allah, juga masih belum bernilai di sisi-Nya.
Harta yang telah disedekahkan di jalan Allah Ta’ala, itulah investasi abadi yang akan dilipatgandakan balasannya oleh Allah Ta’ala. Sementara harta yang tersimpan, saat maut menjemput, pasti akan kita tinggalkan di dunia ini. Hanya amal yang akan menyertai kita menghadap Allah Ta’ala kelak.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdabda, ”Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

( HADIST ) TAKUTLAH AKAN NERAKA

                      Dari Adi Bin Hatim, Rasulullah SAW Bersabda : Takutlah akan Neraka!' Beliau lalu memalingkan mukanya, kemudian bersabda lagi, Takutlah akan Neraka! Beliau berpaling lagi sebanyak tiga kali, sehingga kami mengira beliau benar-benar melihat Neraka. Beliau lalu bersabda lagi, Takutlah akan Neraka walapun hanya MAMPU bersedekah dengan sebutir biji kurma, bila tidak mampu maka dengan berkata yang baik mengingatkan orang dijalan Allah SWT (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


KEDUDUKAN DISISI ALLAH SWT

Rosulullah SAW Bersabda : Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya. (HR. Al Hakim)


‎( AL-QURAN DAN HADIST ) BAHAYANYA MEREKA YANG MENINGGALKAN SHALAT

Ini beberapa dalil dari Quran dan hadist tentang bahayanya jika kita yang mengaku muslim, sampai meninggalkan Shalat. Kedudukan Shalat udah pada tau, jadi dalil ini berguna untuk merefresh, menyegarkan ingatan sekaligus semangat kita agar bisa benahin shalat kita, dan alangkah mulianya jika ada yang mau berbagi dengan saudaranya baik langsung maupun gak langsung, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, atur aja dah yang penting dalil nyampe. Dengan nyebarin ke yg lain, semoga Allah SWT menyempurnakan kekurangan kita dalam shalat sambil terus diperbaiki, semoga bermanfaat.

Pada suatu hari, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam berbicara tentang shalat, sabda beliau: "Barangsiapa menjaga shalatnya maka shalat tersebut akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari Kiamat nanti. Dan barangsiapa tidak menjaga shalatnya, maka dia tidak akan memiliki cahaya, tidak pula bukti serta tidak akan selamat. Kemudian pada hari Kiamat nanti dia akan (dikumpulkan) bersama-sama dengan Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay Ibnu Khalaf." (HR. Ahmad, At-Thabrani dan Ibnu Hibban, hadits shahih)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kerugian." (Q. S. Maryam: 59)

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dalam shalatnya." (Q. S. Al-Ma'un: 4-5)

Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: "(Yang menghilangkan pembatas) antara seorang muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim)

Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam: "Perjanjian antara kita dengan mereka (orang munafik) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah kafir." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasai, hadits shahih)

Mereka yang masih belum mengerjakan shalat, bertaubatlah gak ada kata terlambat, salah satu syarat taubat diantaranya mengadakan perbaikan, maka dari itu perbaiki terus shalat kita tanpa kenal bosan, dan banyak merenungi makna shalat sebagai tiang agama seseorang. Shalat membawa cahaya, besarnya cahaya tergantung dari ilmunya shalat. Semakin banyak tau dalil dibalik kewajiban dan keutamaannya, maka ia akan semakin bersemangat dalam mengerjakannya. Karena Ilmu Islam adalah petunjuk dan penerang supaya kita selalu dijalan yang Allah redhoi.

( ANTI-GALAU ) ADANYA PINTU HARAPAN DAN RUGINYA BERPUTUS ASA 

Allah SWT Berfirman : Tiada satu pun bencana yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab Lauh Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. [ QS - Al Hadid : 22-23 ]

Rasulullah SAW Bersabda : Allah telah menuliskan takdir makhluk-makhluk sebelum penciptaan langit dan bumi selama lima puluh ribu tahun. [HR Muslim, 4797 dan at Tirmidzi, 2157]

Berbaik sangka akan membuka pintu harapan, dan dapat mengenyahkan bisikan putus asa. Ingatlah, sikap berburuk sangka bertentangan dengan tauhid, keimanan kepada Allah dan ilmu serta hikmahNya. Allah mengingkari orang-orang yang berburuk sangka kepadaNya.

Allah Taala berfirman : Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. [ QS-Ali Imran : 154 ]

Dalam perang Badr, perang pertama dalam Islam; tatkala melihat sedikitnya jumlah pasukan kaum Muslimin dan minimnya persiapan mereka, sementara musuh mempunyai kekuatan jauh lebih besar, maka Rasulullah SAW berdiri memanjatkan doa. Cukup lama Rasulullah berdoa, sampai-sampai pakaian bagian atas beliau Shallallahu alaihi wa sallam jatuh dari pundaknya.

Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu anhu merasa sedih dan menghibur beliau dengan berkata: Allah tidak akan menyia-nyiakanmu sedikit pun, wahai Rasulullah, dan kemudian datanglah bantuan dan kemenangan dari Allah Taala lewat firmanNya :

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabb-mu, lalu diperkenankanNya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala

bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut. [al Anfal : 9].


( KEHIDUPAN ) RAHASIA KEBAIKAN RASA MALU

Bukti kehancuran tatanan kehidupan akibat menguapnya rasa malu itu sudah tampak secara kasat mata. Lihatlah anak yang berani melawan orangtuanya, bapak tega memerkosa anak kandungnya, gadis belia hamil tanpa menikah, pembantu rumah tangga membunuh anak majikannya, murid tanpa risih mencontek dalam ujiannya, guru merasa absah menelantarkan muridnya, istri tanpa beban mengkhianati suaminya, suami tanpa canggung menzinahi istri tetangga rumahnya.

Manusia turun dejarat menjadi binatang, bahkan lebih rendah. Firman Allah : Mereka mempunyai hati tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, mempunyai mata tetapi tidak digunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, mempunyai telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu bagai binatang, bahkan lebih rendah lagi (Qs Al-Araf: 179)

Maka dalam kondisi demikian, rasa malu harus senantiasa disuburkan dalam diri kaum beriman. Sebagaimana sabda Rasulullah, Sungguh rasa malu tidak akan mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan (HR Bukhari dan Muslim)

Rasa malu sangat ditekankan dalam Islam. Sebuah hadis shahih yang menarik direnungkan : Jika kamu tidak memiliki rasa malu, berbuatlah sesukamu (HR Bukhari). Ada juga hadis lain : Malu adalah sebagian dari iman (HR Bukhari dan Muslim).

Dengan demikian, tidaklah sempurna iman seseorang jika tidak ada rasa malu dalam dirinya. Iman dan malu bagai dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Sebagaimana sabda Rasulullah, Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi. Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna (HR Al-Hakim).

Tidak ada kebusukan kita yang luput dari perhitungan Allah. Fasilitas begitu lengkap yang sudah disediakan untuk kita di dunia, sepantasnya kita pergunakan sesuai selera Allah. Malu rasanya menggunakan fasilitas-fasilitas kehidupan ini justru untuk berbuat makar kepada Allah.

Jika tidak memiliki rasa malu di dunia, alangkah malu ketika setiap penyelewengan kita kelak terbongkar. Dengan rasa malu, terjagalah martabat kemanusiaan kita secara pribadi dan selamatlah tatanan kehidupan secara keseluruhan. Inilah makna hadis : Malulah kamu sekalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu (HR At-Tirmidzi).

( HADIST ) GANJARAN ISTRI YG BERBAKTI KEPADA SUAMI 

Rasulullah SAW bersabda : Seorang isteri yg telah mendirikan sholat 5 waktu dan berpuasa Ramadhan, dan memelihara kehormatannya, dan mentaati suaminya, maka diserukan kepadanya : Masuklah Surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki (HR-Ahmad dan Thabrani)


( AKHIRZAMAN ) MARAKNYA PENYIMPANGAN DAN KESESATAN

Kekhawatiran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap seburuk-buruk para pemimpin yakni al-aimmah almudhillin, para pemimpin yang menyesatkan, masih pula Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam khawatir pula terhadap orang-orang yang tidak kalah burukya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى هَذِهِ الْأُمَّةِ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ

"Sesungguhnya yang paling aku takuti dari ummatku adalah setiap orang munafiq yang pandai bersilat lidah." (HR. Ahmad dan Ibnu Bathah Silisilah Shahihah nomor 1013).

Dan masih pula ada peringatan yang datangnya dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits sebagai berikut:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِى الأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ ».

Dari Tsauban, ia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya yang aku takuti (bahayanya) atas umatku hanyalah imam-imam/ pemimpin-pemimpin yang menyesatkan’." (H.R Ahmad, rijalnya tsiqot–terpercaya menurut Al-Haitsami, juga dikeluarkan oleh Abu Daud, Ad-Darimi, dan At-Tirmidzi, ia berkata: Hadits Shahih.)

Siapakah imam-imam yang menyesatkan (aimmah mudhillin) itu?

Imam Al-Munawi dalam kitabnya, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir menjelaskan, Imam-imam yang menyesatkan (al-Aimmah al-mudhillin) artinya seburuk-buruk pemimpin, yang menyimpang dari kebenaran dan menyelewengkan kebenaran. (Al-Munawi, At-Taisir bisyarhil Jami’is Shaghir juz 2 halaman 728).

Sementara itu Al-Mubarokafuri menjelaskan, Imam-imam yang menyesatkan, artinya penyeru-penyeru kepada bid’ah-bid’ah, kefasikan (pelanggaran-pelanggaran) dan fujur (kejahatan-kejahatan). (Al-Mubarokafuri, Tuhfatul Ahwadzi, syarah Jami’ At-Tirmidzi juz 6 halaman 401).

Abu Bakar Al-Jazairi dalam tafsirnya Aisarut Tafaasir menjelaskan, firman Allah Ta’ala: Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka artinya, Kami jadikan Fir’aun dan pentolan-pentolannya sebagai pemimpin-pemimpin dalam kekafiran yang diikuti oleh orang-orang yang sombong dan dhalim kapan saja dan di mana saja, yang menyeru (manusia) ke neraka dengan kekafiran, kemusyrikan dan maksiat-maksiat, yaitu hal-hal yang mengakibatkan ke neraka. Dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong bahkan dilipatgandakan bagi mereka adzab, dihinakan dan dinistakan, karena siapa saja yang mengajak kepada keburukan maka dosanya menimpa dirinya ditambah dengan dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa orang yang mengikutinya sedikitpun.

Ketika Ummat Islam aqidahnya sudah tercabik-cabik akibat keawaman mereka dalam agama, sedang himpitan kebutuhan hidup yang mendera mereka semakin mencengkeram, atau ketika gaya hidup pun telah dirusak oleh aneka pihak hingga tidak tersisa lagi tawakkalnya kepada Allah Ta’ala, tinggal memburu nafsu bahkan cenderung menjadi hedonis, memburu nafsu untuk keni’matan pribadi; maka mereka mengejar kenikmatan dengan cara menjauhi aturan dari Allah Ta’ala.

Tinggal pertanyaannya, apakah ketika para pemimpin banyak yang menyesatkan, sedang munafiqin banyak pula yang pandai bersilat lidah, dan Ummat Islam kebanyakan adalah orang-orang yang awam agama, masih kah tersisa lagi orang-orang yang akan menegakkan Islam ini? Seandainya ada, bukankah ejekan, hinaan dan celaan bahkan tuduhan dan serangan akan menderanya?

Ternyata Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menegaskan:

وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ (رواه أحمد) تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح على شرط مسلم

"Dan sekelompok dari ummatku akan senantiasa di atas kebenaran dan menang. Orang yang menentang mereka sama sekali tidak membahayakan mereka hingga keputusan Allah ‘Azza wajalla datang." (HR. Ahmad, sanadnya shahih atas syarat Muslim kata Syaih Syu’aib Al-Arnauth).


 CERMIN

"Almu'minu miratul mu'minin", seorg mu'min adalah CERMIN bg mu'min lainnya. Seorg mu'min adalah SAUDARA bg mu'min lainnya. Ia harus menjadi PENOPANG dari ketidakberdayaannya & menjadi MOTIVATOR dibelakangnya (HR Abu Daud & Al Bukhori). Yahya ibnu Muadz arRqzi berkata, " Berikan tiga hal yg menjadi hak saudara mu'minmu, 1, Jika tdk mampu memberi manfaat untuknya, jangan pernah mencelakakannya, 2, Jika tidak mampu membahagiakannya, jangan membuatnya bersedih, 3, Jika tidak mampu memujinya krn kemuliaan akhlaknya, jangan pernah mencela dg mempergunjingnya. Krn itu SAYANGILAH SEMUA MU'MIN & RENDAH HATILAH pd mereka.
Semoga bermanfaat. aamiin.

Berikan pendapat anda tentang "HADIST SHAHIH TENTANG KONDISI DI ZAMAN MODERN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel