-->

PENYAKIT HATI



 بسم الله الرحمن الرحيم 

PENYAKIT HATI

Ujub artinya merasakan kelebihan pada dirinya tanpa melihat siapa yang memberikan 
siapa yang memberikan kelebihan itu. Ia adalah penyakit hati yang hanya 
diketahui oleh Allah Ta’ala, jika nampak atsar/pengaruhnya kepada lahiriah 
seseorang seperti sombong dalam berjalan, merendahkan manusia, menolak 
kebenaran dsb. maka yang nampak ini disebut dengan kibr atau khuyala’ 
(kesombongan). Dan memang sebab munculnya kesombongan adalah karena 
adanya ujub di hati. Ujub adalah salah satu penyakit hati di samping hasad
 (dengki), kibr (sombong), riya’,dan mahabbatuts tsanaa’ (mencintai sanjungan).
Ujub hukumnya haram dan termasuk dosa-dosa besar. 
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَلاَتُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَتَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
 dan janganlah dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
 Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
 lagi membanggakan diri.” (QS.  Luqman: 18)

Ada yang mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah janganlah kamu
 alihkan rahang mulutmu ketika disebut nama seseorang di hadapanmu
 seakan-akan kamu meremehkannya. 
Sedangkan maksud “orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”
adalah orang-orang yang ujub terhadap dirinya dan membanggakan dirinya.
 yang dapat menghapuskan amalan.
Imam Nawawi rahimahullah berkata : “Ketahuilah, bahwa ikhlas 
terkadang dihinggapi penyakit ujub. Siapa saja yang merasa ujub karena  
amal yang dilakukannya, maka akan hapuslah amalnya…dst.”

مَنْ تَعَاظَمَ فِي نَفْسِهِ, وَاخْتَالَ فِي مِشْيَتِهِ, لَقِيَ اَللَّهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ
“Barangsiapa menganggap besar dirinya dan bersikap sombong dalam berjalan,  
ia akan menemui Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya.” 
(HR. Hakim dan para perawinya dapat dipercaya)
Maksud “menganggap besar dirinya” adalah merasa dirinya sebagai orang besar 
dan pantas  untuk dimuliakan.

إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ .
“Apabila hati menjadi baik, maka akan baik pula seluruh jasadnya,
dan apabila hati menjadi rusak, maka akan rusak seluruh jasadnya.”
 (HR. Bukhari-Muslim)
Seseorang dituntut untuk berniat ikhlas dalam seluruh amal shalihnya,
shalatnya, zakatnya, puasanya, jihadnya, amar ma’ruf dan nahi munkarnya,
serta amal shalih lainnya, termasuk belajarnya.- Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu
 berkata, “:
Janganlah kalian belajar agama karena tiga hal; agar dapat mengalahkan orang-orang tidak tahu, agar dapat mendebat para fuqaha’ dan agar perhatian orang-orang beralih kepada kalian. Niatkanlah dalam kata-kata dan perbuatan kalian untuk memperoleh apa yang ada di sisi Allah, karena hal itu akan kekal, adapun selainnya akan hilang.”



Mengenal Hakikat Ibadah

Ibadah merupakan kata yang sering kita dengar. Namun, sudahkah kita mengetahui 
apa makna dan hakikat ibadah itu sendiri?

Secara bahasa ibadah bermakna perendahan diri dan ketundukan atau ketaatan.
Secara terminologi, ada beberapa definisi yang diberikan oleh para ulama
tentang makna ibadah, yang pada hakikatnya semua definsi itu saling melengkapi.
Di antaranya mereka menjelaskan bahwa :  ibadah adalah ketaatan kepada Allah 
dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi 
larangan-larangan-Nya,serta membenarkan berita yang 
dikabarkan-Nya melalui lisan para rasul-Nya 

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ
“Wahai umat manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian.” (QS. Al-Baqarah: 21)

Dari pengertian-pengertian di atas paling tidak kita dapat menarik satu kesimpulan 
penting bahwa sesungguhnya ibadah itu ditegakkan di atas rasa cinta dan
pengagungan. Rasa cinta akan melahirkan harapan dan tunduk kepada perintah-NYA
sedangkan pengagungan akan menumbuhkan rasa takut dan mematuhi
larangan-larangan-Nya. Selain itu, kita juga bisa mengerti bahwa pelaksanaan
ibadah tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus mengikuti tuntunan
para rasul ‘alaihimush sholatu was salam. Dalam konteks sekarang, maka kita
semua harus mengikuti petunjuk dan ajaran Nabi Muhammad 
shallallahu ‘alaihiwa sallam, nabi dan rasul yang terakhir.

Ikhlas artinya ibadah itu hanya diperuntukkan kepada Allah dan tidak dipersekutukan
dengan selain-Nya. Ini merupakan kandungan dari syahadat laa ilaaha illallaah.
Lawan dari ikhlas adalah syirik, riya’ dan sum’ah. Riya’ adalah beribadah karena
ingin dilihat orang, sedangkan sum’ah adalah beribadah karena ingin didengar orang.
Ittiba’ maksudnya adalah setia dengan tuntunan/sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam, tidak mereka-reka tata cara ibadah yang tidak ada tuntunannya.
merupakan kandungan dari syahadat anna Muhammadar rasulullah. Lawan dari 
ittiba’ adalah ibtida’ atau membuat bid’ah

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحًا وَلاَيُشْرِكُ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabb-nya hendaklah dia
melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabb-NYA
dengan sesuatu apapun.” (QS. al-Kahfi: 110).

Sebagaimana orang yang tidak ikhlas amalannya tidak diterima, demikian pula 
orang yang tidak ittiba’ -alias berbuat bid’ah- maka amalannya pun tidak diterima.
Apalagi orang yang beribadah tanpa keikhlasan dan tanpa ittiba’ 
Oleh sebab itu, para ulama di antaranya Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah
menafsirkan bahwa yang dimaksud ahsanu ‘amalan (amal yang terbaik)
  dalam surat Al-Mulk: ayat 2 sebagai amalan yang paling ikhlas dan paling benar
Ikhlas jika dikerjakan karena Allah, sedangkan benar jika dikerjakan dengan 
mengikuti sunnah/ajaran Nabi

Islam tidak mengenal kaidah ala Yahudi; ‘tujuan menghalalkan segala cara’.

Dengan demikian untuk beribadah dengan baik, seorang muslim harus memadukan
antara shihhatil irodah (ketulusan niat) dengan shihhatul fahm (kelurusan pemahaman)
Ketulusan niat terwujud di dalam tauhid dan keikhlasan, 
sedangkan kelurusan pemahaman terwujud dalam ittiba’ kepada  
sunnah. Sehingga amat wajar jika para ulama sangat 
menekankan kedua pokok yang agung ini.
Ahli Surga

Berikan pendapat anda tentang "PENYAKIT HATI "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel